Jurnal Matematika Vol. 8, No. 1, Juni 2018, pp. 13-25 Article DOI: 10.24843/JMAT.2018.v08.i01.p94 ISSN: 1693-1394 Motivasi Berlatih Pemain Silat Keluarga Silat Nasional Perisai Diri - Provinsi Bali Sukrianingsih KELATNAS Indonesia Perisai Diri Bali Email: sukrikaningsih@yahoo.com Eka N. Kencana Laboratorium Sosiometrika PS. Matematika, Universitas Udayana, Jimbaran, Badung 80361 Email: i.putu.enk@unud.ac.id Tari Tastrawati Laboratorium Matematika Terapan PS. Matematika, Universitas Udayana, Jimbaran, Badung 80361 Email: tastrawati@unud.ac.id Abstract: Silat is a class of indigenous martial arts found in some countries in Southeast Asia such as Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapore, and south of Thailand. In Indonesia, silat is organised by several silat organisations according to its style (aliran) or school (perguruan). This essay is aimed to study the motivation of playing silat and classify it into its motivational factors by applying confirmatory factor analysis. The data were collected by distributing self-administered questionnaire to 180 members of Perisai Diri at Bali Province, one silat school in Indonesia. Six factors were confirmed as motivational factors for playing silat. These factors, order decreasingly according to their variance explained, are Appreciation of Indigenous Culture, Personal Achievement, Self-Defence, Recreation, Health Maintenance, and Mental & Spiritual Building. Keywords: Factor Analysis, Motivations, Perisai Diri, Silat. 1. Pendahuluan Silat merupakan salah satu seni bela diri tradisional yang awalnya berkembang di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan bagian selatan Thailand. Silat sebagai salah satu bentuk olahraga beladiri awalnya hanya dikompetisikan antar pesilat dari negara-negara tersebut, namun sejak tahun 1987 silat secara resmi ditetapkan sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di South East Asian (SEA) Games di Jakarta, dan pada tahun 2018 silat pertama kalinya akan dikompetisikan pada Asian Games 18th di Jakarta-Palembang, Indonesia. Sebagai salah satu olahraga bela diri asli Nusantara, perkembangan silat di Indonesia sangat pesat dibuktikan dengan berdirinya berbagai aliran atau perguruan silat. Mengutip 13 Sukrianingsih, E.N. Kencana, T. Tastrawati/ Motivasi Berlatih Pemain Silat… informasi Wikipedia (2017a), Silat Cimande merupakan aliran silat tertua di Indonesia yang gerakannya banyak diadopsi oleh berbagai aliran/perguruan silat yang berkembang kemudian. Salah satu aliran silat yang berkembang di Provinsi Bali adalah Keluarga Silat Nasional (KELATNAS) Perisai Diri. Perisai Diri secara resmi didirikan oleh R.M. Soebandiman Dirdjoatmojo di Surabaya pada tanggal 2 Juli 1955 (Wikipedia, 2017b). Sebagai salah satu dari 10 perguruan silat di Indonesia yang berpredikat Perguruan Historis Pencak Silat, saat ini Perisai Diri memiliki cabang hampir di seluruh provinsi di Indonesia dan beberapa komisariat di luar negeri seperti di Australia, Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, dan bahkan di Jepang yang terkenal dengan berbagai jenis olahraga bela diri yang telah mendunia seperti Karate dan Judo. Sebagai salah satu jenis olahraga, latihan para anggota Perisai Diri tidak hanya terfokus pada aspek bela diri melainkan juga diarahkan untuk membangun karakter anggota berdasarkan nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia. Berbeda dengan jenis bela diri lainnya, sebelum seseorang dinyatakan diterima sebagai keluarga, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Tahapan ini dinyatakan dalam tingkatan KELATNAS Perisai Diri, sebagai berikut (KELATNAS Indonesia Perisai Diri, 2001): 1. Tingkatan Dasar: terdiri dari 3 tingkat meliputi (a) Dasar I, (b) Dasar II, dan (c) Calon Keluarga; 2. Keluarga: terdiri dari 6 tingkat meliputi (a) Tingkat I, (b) Tingkat II, (c) Tingkat III (Asisten Pelatih), (d) Tingkat IV (Pelatih), (e) Tingkat V (Pendekar Muda), dan (f) Tingkat VI (Pendekar). Sebagai salah satu jenis olahraga yang berusaha menyeimbangkan kesehatan jasmani dengan kesehatan rohani anggotanya, KELATNAS Perisai Diri mengembangkan beberapa jenis latihan yang meliputi: 1. Latihan Teknik berupa senam Minangkabau, senam kombinasi, dan senam teknik asli; 2. Latihan Penerapan Teknik dalam bentuk serang hindar, bela diri, pertarungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) berpasangan (tangan kosong dan senjata), beregu (teknik kombinasi, teknik asli, dan senjata), dan solospel (teknik asli, Minangkabau, dan senjata); 3. Latihan Pernafasan yang memiliki aturan dan metode latihan sesuai dengan tingkatan anggota; dan 4. Latihan Meditasi yang bertujuan untuk melatih ketenangan. Pada umumnya anggota KELATNAS Perisai Diri memiliki umur yang beragam, mulai kelompok umur anak-anak hingga kelompok umur lanjut usia (lansia). Meski sebagian besar anggota mengawali latihannya saat berada pada kelompok umur anakanak, juga terdapat anggota yang justru baru mulai berlatih saat telah berada pada kelompok usia lansia. Fakta empiris ini menunjukkan adanya perbedaan motivasi antaranggota. Motivasi, dalam ranah psikologi, merupakan konsep abstrak yang sulit 14 Jurnal Matematika Vol. 8, No. 1, Juni 2018, pp. 13-25 Article DOI: 10.24843/JMAT.2018.v08.i01.p94 ISSN: 1693-1394 untuk diukur secara langsung. Menurut Lai (2011), motivasi merupakan serangkaian alasan yang melatarbelakangi prilaku seseorang, dipicu oleh keinginan (willingness) atau kemauan (volition), untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan atau sikap. Salah satu klasifikasi yang lazim digunakan untuk membedakan sumber-sumber motivasi adalah mengelompokkannya menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal. Menurut Lai (2011), motivasi internal merupakan bentuk motivasi yang dipicu oleh minat diri atau keinginan seseorang; dan motivasi eksternal lebih disebabkan oleh niat memperoleh penghargaan atau penghindaran sanksi dari luar diri seseorang (Bernstein and Nash, 2008). Pada kedua jenis motivasi ini, pengukurannya hanya bisa dilakukan melalui pengamatan pada indikator-indikatornya yang diderivasi dengan memanfaatkan konsep atau teori yang bersesuaian. Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui motivasi seseorang dalam berolahraga, khususnya silat, masih jarang ditemukan. Junianto (2013) menggunakan teori hirarki kebutuhan Maslow, menyimpulkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri 27 Kabupaten Batanghari didominasi oleh motivasi untuk aktualisasi diri. Penelitian lain, Jannah (2016) menyimpulkan terdapat hubungan korelasional yang kuat antara motivasi dengan keterampilan siswa dalam pencak silat. Mempertimbangkan pentingnya mengetahui motivasi yang melatarbelakangi seseorang berlatih silat agar jenis latihan yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan, maka upaya untuk mengukur motivasi berlatih silat sangat diperlukan. Merujuk beberapa tulisan mengenai pencak silat yang menyebutkan terdapat 6 kelompok motivasi berlatih, penelitian ini ditujukan untuk menjustifikasi enam motivasi berlatih dari anggota KELATNAS Perisasi Diri Provinsi Bali, sekaligus memeringkat motivasi tersebut. Analisis Faktor Konfirmatif (confirmatory factor analysis/CFA) diaplikasikan untuk menjawab kedua tujuan tersebut. 2. Metodologi Data penelitian ini diperoleh melalui survei kepada 135 orang anggota KELATNAS Perisai Diri Provinsi Bali, dengan alokasi sampel berimbang untuk setiap kabupaten/kota, masing-masing 15 orang. Responden terpilih adalah anggota KELATNAS Perisai Diri yang ditetapkan menggunakan purposive sampling, dengan persyaratan telah berumur sekurang-kurangnya 25 tahun saat survei dilakukan, dan bersedia berpartisipasi secara sukarela. Survei dilakukan pada periode Juli {September 2017 di Padepokan Perisai Diri yang berlokasi di Kota Denpasar. Terdapat enam kelompok motivasi berlatih silat yang direfleksikan masing-masing ke dalam lima item, diuraikan dalam Tabel 1. 15 Sukrianingsih, E.N. Kencana, T. Tastrawati/ Motivasi Berlatih Pemain Silat… Tabel 1. Operasionalisasi Motivasi Berlatih Silat Perisai Diri Motivasi Pembelajaran Mental Spiritual Indikator Referensi Suwaryo (2008) Kode Item Pernyataan (Diringkas) SPI1 SPI2 Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME Menumbuhkan prilaku berbudi luhur SPI3 SPI4 SPI5 CUL1 CUL2 Menumbuhkan raca cinta kepada tanah air Menumbuhkan rasa persaudaraan Menumbuhkan solidaritas dan kejujuran Mengembangkan silat sebagai produk budaya bangsa Mencegah penonjolan secara sempit nilai kedaerahan dari silat CUL3 CUL4 CUL5 DEF1 DEF2 DEF3 DEF4 DEF5 Mengembangkan silat sebagai kepribadian bangsa Mencegah pengaruh budaya asing yang tidak sesuai Menumbuhkan dan melatih keharmonisan hubungan Menumbuhkan keberanian membela kebenaran Meningkatkan rasa tabah dan tahan cobaan Menumbuhkan kepekaan dan daya tanggap terhadap ancaman Menumbuhkan rasa tangguh dan keuletan Mampu melindungi diri HEA1 HEA2 HEA3 HEA4 HEA5 REC1 REC2 Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot Meningkatkan kebugaran jantung dan paru-paru Memperlancar peredaran aliran darah Melatih pernafasan Menjaga dan meningkatkan kelenturan tubuh Kegiatan untuk melepas lelah Menyalurkan dan memanfaatkan waktu luang REC3 REC4 REC5 PRE1 PRE2 PRE3 PRE4 PRE5 Mengimbangi waktu untuk bekerja Pemenuhan dorongan untuk bersosialisasi Melepaskan kejenuhan Kegiatan silat untuk aktualisasi diri Kegiatan silat untuk meraih prestasi Meningkatkan penghargaan oleh orang lain Meningkatkan kualitas keamanan diri dan keluarga Prestasi silat sebagai sarana pemenuhan kebutuhan pokok Pengembangan Seni Budaya Bela Diri Suwaryo (2008) Suwaryo (2008) Kesehatan Diri Junaidi (2011) Rekreasi Mardotillah and Zein (2016) Berprestasi Mikhriani (2008) Sumber: Data Primer (2017), Dianalisis Untuk menentukan menentukan motivasi berlatih dari anggota KELATNAS Perisai Diri di Provinsi Bali, CFA yang dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS diaplikasikan mengikuti tahapan-tahapan berikut (Hair et al., 1995): 1. Memeriksa kelayakan matriks data untuk dianalisis menggunakan CFA, dengan mencermati Nilai Bartlett yang mengukur keeratan hubungan antar 16 Jurnal Matematika Vol. 8, No. 1, Juni 2018, pp. 13-25 Article DOI: 10.24843/JMAT.2018.v08.i01.p94 ISSN: 1693-1394 variabel/indikator pada matriks. Menggunakan statistik dengan hipotesis nol (H0) yang menyatakan matriks korelasi yang terbentuk merupakan matriks identitas; 2. Memeriksa nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan nilai komunalitas ( ), yang mengindikasikan apakah sebuah indikator disertakan dalam CFA; 3. Melakukan ekstraksi faktor dari masing-masing dimensi; dan 4. Menginterpretasikan faktor yang terbentuk. 3. Hasil dan Diskusi 3.1 Hasil-hasil Penelitian Kelayakan Analisis Faktor diaplikasikan pada matriks data Dn×p dengan n dan p masing-masing menyatakan jumlah observasi dan jumlah variabel diperiksa dengan menguji apakah matriks korelasi Rp×p merupakan matriks identitas. Statistik uji yang digunakan adalah Statistik Bartlett yang diformulasikan sebagai: 𝑋 = − 𝑛−1− Bila ( )( ) 2𝑝 + 5 6 dengan α dan ln 𝑅 (1) masing-masing menyatakan taraf signifikansi dan derajat bebas, maka H0 (R merupakan matriks identitas) ditolak (Hair et al., 1995). Selain itu, Hair et al. (1995) juga menyatakan nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) lebih besar dari 0.5 agar ekstraksi faktor layak dilakukan. Mempertimbangkan tipe analisis yang digunakan adalah CFA, maka diekstraksi sebuah faktor untuk setiap motivasi. 3.1.1 Pembelajaran Mental Spiritual & Pengembangan Seni Budaya Motivasi Pembelajaran Mental Spiritual (SPI) dan Pengembangan Seni Budaya (CUL), hubungan antara masing-masing motivasi dengan variabel-variabelnya yang diekstraksi diperlihatkan pada dua persamaan berikut dengan hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 memperlihatkan statistik Bartlett signikan pada taraf nyata =0,01 dan nilai KMO lebih dari 0.6 pada kedua jenis motivasi. Hal ini menunjukkan bahwa kelima variabel dari masing-masing motivasi layak diekstraksi. Pada Pembelajaran Mental, seluruh variabel memiliki nilai komunalitas dan nilai MSA melebihi ambang yang dipersyaratkan yaitu 0.50 dan besar variansi data yang terjelaskan 60.49 persen dengan factor loading terbesar dijumpai pada SPI2 (prilaku berbudi luhur) dan terkecil pada SPI1 (takwa kepada Tuhan YME) serta SPI5 (menumbuhkan kejujuran). 17 Sukrianingsih, E.N. Kencana, T. Tastrawati/ Motivasi Berlatih Pemain Silat… SPIi = i SPI + i; i=1, …,5: CULi = i CUL + i; i=1, …,5: Tabel 2. Ekstraksi Pembelajaran Mental Spiritual & Pengembangan Seni Budaya Motivasi Pembelajaran Mental Kriteria Analisis Komunalitas ( 2 ) Nilai MSA Factor Loading ( ) Motivasi Pengembangan Budaya SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 CUL1 CUL2 CUL3 CUL4 CUL5 0.536 0.860 0.732 0.709 0.776 0.842 0.686 0.773 0.828 0.557 0.810 0.746 0.536 0.865 0.732 0.403 0.795 0.635 0.470 0.756 0.685 0.561 0.683 0.749 0.543 0.666 0.737 0.224 0.708 0.474 Statistik Kelayakan Ekstraksi Statistik Bartlett Signifikansi Nilai KMO 249.725 0.000 0.809 101.220 0.000 0.712 3.025 60.491 2.200 44.004 Kualitas Hasil Ekstraksi Nilai Eigen Variansi (%) Sumber: Data diolah (2017) Tabel 3. Re-Ekstraksi Pengembangan Seni Budaya Putaran II Kriteria Analisis Putaran III Putaran IV CUL1 CUL2 CUL3 CUL4 CUL2 CUL3 CUL4 CUL3 CUL4 0.424 0.768 0.651 0.445 0.767 0.667 0.585 0.669 0.765 0.450 0.742 0.671 0.666 0.674 0.598 0.596 0.816 0.821 0.763 0.500 0.873 0.763 0.500 0.873 2 Komunalitas (h ) Nilai MSA Factor Loading ( ) 0.610 0.665 0.781 Kelayakan Ekstraksi Statistik Bartlett Signifikansi Nilai KMO 86.387 0.000 0.703 62.190 0.000 0.623 42.739 0.000 0.500 2.065 51.631 1.790 59.677 1.525 76.254 Kualitas Hasil Ekstraksi Nilai Eigen Variansi (%) Sumber: Data diolah (2017) Pemeriksaan yang sama dilakukan terhadap hasil analisis motivasi Pengembangan Seni Budaya. Meskipun nilai MSA masing-masing variabel telah melebihi ambang bawah yang dianjurkan, terlihat komunalitas dari CUL5, CUL1, dan CUL4 lebih kecil dari yang ditentukan. Re-ekstraksi dilakukan dengan mengeliminasi CUL5 yang memiliki nilai terkecil. Hasil analisis diperlihatkan pada Tabel 3 di bagian putaran II. Dengan tahapan yang sama seperti sebelum-nya, re-ekstraksi dilakukan hingga putaran IV di mana pada 18 Jurnal Matematika Vol. 8, No. 1, Juni 2018, pp. 13-25 Article DOI: 10.24843/JMAT.2018.v08.i01.p94 ISSN: 1693-1394 setiap putaran variabel dengan terkecil dieliminasi. Putaran IV dari Tabel 3 merupakan model akhir untuk ekstraksi motivasi Pengembangan Seni Budaya. Besar keragaman data yang dijelaskan kedua indikator sebesar 76.25 persen, lebih besar bila dibandingkan dengan hasil ekstraksi awal sebesar 44.00 persen. 3.1.2 Bela Diri dan Kesehatan Diri Pada latihan silat yang dimotivasi oleh Bela Diri (DEF) dan Kesehatan (HEA), hubungan antara kedua motivasi tersebut dengan variabel atau indikator yang diekstraksi diperlihatkan pada dua persamaan berikut dengan hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 4. DEFi = i DEF + i; i = 1; ; 5: HEAi = i HEA + i; i = 1; ; 5: Tabel 4. Ekstraksi Motivasi Bela Diri & Kesehatan Motivasi Bela Diri Kriteria Analisis DEF1 2 Komunalitas (h ) Nilai MSA Factor Loading ( ) DEF2 DEF3 Motivasi Kesehatan DEF4 DEF5 HEA1 HEA2 HEA3 HEA4 HEA5 0.237 0.247 0.668 0.260 0.437 0.747 0.704 0.588 0.591 0.627 0.487 0.497 0.817 0.510 0.661 0.538 0.622 0.797 0.726 0.733 0.789 0.371 0.813 0.609 0.696 0.132 0.705 0.805 0.834 0.364 Statistik Kelayakan Ekstraksi Statistik Bartlett Signifikansi Nilai KMO 60.266 0.000 0.624 98.175 0.000 0.667 1.849 36.976 2.359 47.172 Kualitas Hasil Ekstraksi Nilai Eigen Variansi (%) Sumber: Data diolah (2017). Seperti halnya dengan Pengembangan Seni Budaya, motivasi Bela Diri dan Kesehatan memiliki ukuran kelayakan yang memadai untuk diekstraksi. Meski demikian, pemeriksaan nilai-nilai komunalitas pada variabel DEF1, …, DEF5 memperlihatkan hanya DEF3 yang memiliki nilai melebihi ambang bawah yang dianjurkan. Hal yang sama teramati pula pada HEA3 dan HEA5 dengan nilai di bawah nilai ambang. Memperhatikan fakta ini, maka re-ekstraksi dilakukan untuk kedua kelompok variabel sehingga hasil esktraksi layak diinterpretasikan. Tabel 5 dan 6 menunjukkan hasil reekstraksi untuk kedua motivasi belajar silat dari anggota KELATNAS Perisai Diri Provinsi Bali. 19 Sukrianingsih, E.N. Kencana, T. Tastrawati/ Motivasi Berlatih Pemain Silat… Tabel 5. Re-Ekstraksi Motivasi untuk Bela Diri Putaran II Kriteria Analisis Komunalitas ( 2 ) Nilai MSA Factor Loading ( ) Putaran III Putaran IV DEF2 DEF3 DEF4 DEF5 DEF2 DEF3 DEF5 DEF3 DEF5 0.297 0.691 0.545 0.692 0.551 0.832 0.294 0.562 0.542 0.364 0.645 0.603 0.661 0.556 0.549 0.565 0.813 0.746 0.704 0.500 0.839 0.704 0.500 0.839 0.442 0.577 0.665 Kelayakan Ekstraksi Statistik Bartlett Signifikansi Nilai KMO 50.882 0.000 0.576 35.226 0.000 0.571 24.193 0.000 0.500 1.725 43.123 1.581 52.685 1.409 70.426 Kualitas Hasil Ekstraksi Nilai Eigen Variansi (%) Sumber: Data diolah (2017). Tabel 6. Re-Ekstraksi Motivasi untuk Kesehatan Putaran II Kriteria Analisis 2 Komunalitas ( ) Nilai MSA Factor Loading ( ) Putaran III HEA1 HEA2 HEA3 HEA4 HEA1 HEA2 HEA4 0.562 0.791 0.750 0.616 0.707 0.785 0.403 0.818 0.634 0.697 0.687 0.835 0.579 0.750 0.761 0.688 0.655 0.830 0.738 0.630 0.859 Kelayakan Ekstraksi Statistik Bartlett Signifikansi Nilai KMO 124.834 0.000 0.734 98.175 0.000 0.667 2.278 56.960 2.004 66.816 Kualitas Hasil Ekstraksi Nilai Eigen Variansi (%) Sumber: Data diolah (2017). Untuk memperoleh ekstraksi akhir dari motif berlatih silat untuk Bela Diri, dibutuhkan 4 putaran analisis. Pada putaran IV, tersisa dua indikator yaitu DEF3 dan DEF5 dengan nilai variansi terekstraksi sebesar 70.43 persen. Kedua indikator ini telah memenuhi seluruh kriteria yang dipersyaratkan dalam mengekstrasi motif Bela Diri. Seperti halnya dengan tiga jenis motif berlatih silat lainnya, ekstraksi faktor pada motif Kesehatan dilakukan melalui 3 tahapan. Pada masing-masing tahapan, variabel yang tidak memenuhi kriteria yang dianjurkan dieliminasi dari analisis. Hasil ekstraksi final pada motif ini menunjukkan 2 variabel atau indikator dieliminasi (HEA3 dan HEA5) mempertimbangkan nilai komunalitasnya lebih kecil dari 0.50 sebagai nilai ambang yang 20 Jurnal Matematika Vol. 8, No. 1, Juni 2018, pp. 13-25 Article DOI: 10.24843/JMAT.2018.v08.i01.p94 ISSN: 1693-1394 dipersyaratkan. Pada ekstraksi akhir, ketiga variabel tersisa mampu menjelaskan keragaman motivasi berlatih silat untuk menjaga kesehatan sebesar 66.82 persen. 3.1.3 Rekreasi & Meraih Prestasi Dua jenis motif lainnya, motivasi berlatih silat untuk Rekreasi (REC) dan Meraih Prestasi (PRE), hubungan masing-masing motif dengan variabel atau indikator yang diekstraksi diperlihatkan pada dua persamaan berikut dengan hasil ekstraksi tahap awal ditunjukkan pada Tabel 7. RECi = i REC + i; i = 1; ; 5: PREi = i PRE + i; i = 1; ; 5: Tabel 7. Ekstraksi Motivasi untuk Rekreasi & Meraih Prestasi Motivasi Rekreasi Kriteria Analisis REC1 Komunalitas ( 2 ) Nilai MSA Factor Loading ( ) 0.324 0.596 0.880 0.827 0.569 0.772 Motivasi Meraih Prestasi REC2 REC3 REC4 REC5 PRE1 PRE2 PRE3 PRE4 PRE5 0.677 0.736 0.845 0.755 0.823 0.858 0.619 0.769 0.787 0.635 0.791 0.797 0.651 0.802 0.807 0.607 0.445 0.762 0.826 0.779 0.667 0.447 0.795 0.669 Statistik Kelayakan Ekstraksi Statistik Bartlett Signifikansi Nilai KMO 249.518 0.000 0.803 200.266 0.000 0.792 2.951 59.022 2.785 55.705 Kualitas Hasil Ekstraksi Nilai Eigen Variansi (%) Sumber: Data diolah (2017 Pada motivasi berlatih silat untuk Rekreasi, terlihat pada Tabel 7 variabel REC1 memiliki nilai komunalitas lebih kecil dari yang dianjurkan. Demikian pula halnya dengan 2 variabel pada motif Meraih Prestasi yang memiliki nilai < 0.50. Memperhatikan fakta ini, maka re-ekstraksi dengan mengeliminasi variabel-variabel yang nilai terkecil pada setiap proses ekstraksi. Hasil re-ekstraksi ditunjukkan pada Tabel 8. Pada Tabel 8 terlihat seluruh variabel pada proses ekstraksi akhir telah memiliki ukuran kriteria analisis (nilai dan nilai MSA) yang melebihi ambang bawah yang dipersyaratkan. Demikian pula halnya dengan statistik Bartlett, nyata pada taraf nyata 0.01 serta nilai KMO telah melebihi 0.60. Mengacu kepada fakta ini, maka hasil ekstraksi bisa diinterpretasikan. 21 Sukrianingsih, E.N. Kencana, T. Tastrawati/ Motivasi Berlatih Pemain Silat… Tabel 8. Re-Ekstraksi Motivasi untuk Rekreasi (REC) dan Meraih Prestasi (PRE) REC-Putaran II Kriteria Komunalitas Nilai MSA Factor Loading PRE-Putaran II REC2 REC3 REC4 REC5 0.587 0.811 0.766 0.688 0.819 0.830 0.776 0.660 0.734 0.753 0.881 0.812 PRE1 PRE2 PRE3 0.693 0.671 0.660 0.752 0.762 0.723 0.832 0.819 0.812 PRE-Putaran III PRE5 0.422 0.796 0.650 PRE1 PRE2 PRE3 0.697 0.706 0.742 0.726 0.717 0.686 0.835 0.840 0.862 222.360 0.000 0.774 158.585 0.000 0.753 124.794 0.000 0.709 2.711 67.777 2.447 61.172 2.146 71.528 Kelayakan Ekstraksi Statistik Bartlett Signifikansi Nilai KMO Kualitas Hasil Ekstraksi Nilai Eigen Variansi (%) Sumber: Data diolah (2017). 3.2 Interpretasi dan Diskusi Menggunakan CFA, penelitian ini berhasil mengekstraksi enam motivasi berolahraga yang diteorikan pada latihan silat dari anggota KELATNAS Perisai Diri Provinsi Bali. Masing-masing motivasi diekstraksi dari sejumlah variabel dengan variansi terjelaskan berbeda antar motivasi. Tabel 9 menunjukkan hasil ekstraksi akhir untuk setiap motivasi berlatih. Dari enam jenis motivasi para anggota KELATNAS Perisai Diri Provinsi Bali berlatih, terlihat motif untuk mengembangkan seni budaya dan meraih prestasi menduduki peringkat pertama dan kedua dilihat dari besar variansi yang terjelaskan. Para anggota memandang pencak silat Perisai Diri merupakan cerminan kepribadian bangsa yang layak dipertahankan dan dikembangkan. Selain hal ini, berlatih silat juga dipandang sebagai salah satu aktivitas untuk menangkal pengaruh budaya asing (barat) yang tidak atau kurang sesuai dengan budaya Indonesia. Pada motif untuk meraih prestasi, harapan dari anggota untuk meningkatkan pengakuan diri serta penghargaan oleh orang lain merupakan variabel-variabel yang terekstraksi. 22 Jurnal Matematika Vol. 8, No. 1, Juni 2018, pp. 13-25 Article DOI: 10.24843/JMAT.2018.v08.i01.p94 ISSN: 1693-1394 Tabel 9. Ekstraksi Akhir dari Motivasi Berlatih Silat Anggota KELATNAS Perisai Diri Motivasi Pembelajaran Mental Spiritual 60.49% Pengembangan Seni Budaya Variabel Variansi 76.25% Loading Kode Item Pernyataan (Diringkas) SPI1 SPI2 Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME Menumbuhkan prilaku berbudi luhur 0.732 0.842 SPI3 SPI4 SPI5 CUL3 Menumbuhkan raca cinta kepada tanah air Menumbuhkan rasa persaudaraan Menumbuhkan solidaritas dan kejujuran Mengembangkan silat sebagai kepribadian bangsa 0.828 0.746 0.732 0.873 CUL4 Mencegah pengaruh budaya asing yang tidak sesuai 0.873 Menumbuhkan kepekaan atau daya tanggap Mampu melindungi diri 0.839 0.839 Bela Diri 70.43% DEF3 DEF5 Kesehatan Diri 66.82% HEA1 HEA2 HEA4 Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot Meningkatkan kebugaran jantung dan paru-paru Melatih pernafasan 0.761 0.830 0.859 REC2 REC3 REC4 REC5 PRE1 PRE2 PRE3 Menyalurkan dan memanfaatkan waktu luang Mengimbangi waktu untuk bekerja Pemenuhan dorongan untuk bersosialisasi Melepaskan kejenuhan Kegiatan silat untuk aktualisasi diri Kegiatan silat untuk meraih prestasi Meningkatkan penghargaan oleh orang lain 0.766 0.830 0.881 0.812 0.835 0.840 0.862 Rekreasi 67.78% Berprestasi 71.53% Sumber: Data Primer (2017), Dianalisis 4. Simpulan dan Rekomendasi Studi 4.1 Simpulan Penelitian ini menyimpulkan: 1. Enam jenis motivasi berolahraga terkonfirmasi pada penelitian ini dengan motif Pengembangan Seni Budaya dan Meraih Prestasi merupakan dua motif dominan bagi para anggota KELATNAS Perisai Diri Provinsi Bali dalam melakukan latihan; dan 2. Berlatih silat sebagai bentuk Pembelajaran Mental Spiritual merupakan bentuk motif yang memiliki variansi terkecil dibandingkan dengan lima jenis motif lainnya. 4.2 Rekomendasi Studi Terkait dengan hasil dan simpulan yang diperoleh pada penelitian ini, disarankan: 1. Melakukan pemilahan karakteristik responden, misalnya mengelompokkan umur responden menjadi kategori dewasa dan lanjut usia, untuk lebih fokus dalam 23 Sukrianingsih, E.N. Kencana, T. Tastrawati/ Motivasi Berlatih Pemain Silat… menentukan motivasi masing-masing kelompok berlatih silat di KELATNAS Perisai Diri; 2. Melakukan pemetaan dua dimensi yang menggambarkan kemiripan atau ketakmiripan antarkelompok pada motivasi berlatih. Penggunaan CFA yang dikombinasikan dengan Analisis Biplot dianjurkan untuk membangun peta dua dimensi tersebut. Ucapan Terima Kasih Terima kasih disampaikan kepada G.K. Gandhiadi, Putu Suciptawati, dan Made Susilawati di Program Studi Matematika yang memberikan masukan berharga untuk penyempurnaan tulisan ini. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada para anggota KELATNAS Indonesia Perisai Diri Provinsi Bali yang telah menyediakan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Referensi Douglas A. Bernstein and Peggy W. Nash. Essentials of Psychology. Houghton Mi in, Boston, 4th edition, 2008. Joseph F. Hair, Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, and William C. Black. Multivariate Data Analysis with Readings. Prentice-Hall, Inc., 4th edition, 1995. Lu'lu'il Jannah. Hubungan antara E kasi Diri dan Motivasi dengan Keterampilan Pencak Silat di MTs Nurul Haq Balaraja Kabupaten Tangerang. Skripsi, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2016. Said Junaidi. Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 1(1):17-21, Juli 2011. Rian Dimas Junianto. Motivasi Siswa Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 27 Kabupaten Batanghari. Artikel Ilmiah Universitas Jambi, 2013. KELATNAS Indonesia Perisai Diri. Materi Pendidikan & Latihan KELATNAS Indonesia Perisai Diri. KELATNAS Indonesia Perisai Diri, Surabaya, 2001. Emily R. Lai. Motivation: A Literature Review. Research Report, Pearson, 2011. Mila Mardotillah and Dian Mochammad Zein. Silat: Identitas Budaya, Pendidikan, Seni Bela Diri, dan Pemeliharaan Kesehatan. Jurnal Antropologi, 18(2):121-133, Desember 2016. Mikhriani. Manajemen Diri dan Kajian Psikologi: Perspektif Tiga Motif Sosial David McClelland. Journal MD, I(1):11-32, Juli-Desember 2008. Suwaryo. Peranan Organisasi Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Dalam Meminimalisasi Kejahatan. Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. 24 Jurnal Matematika Vol. 8, No. 1, Juni 2018, pp. 13-25 Article DOI: 10.24843/JMAT.2018.v08.i01.p94 ISSN: 1693-1394 Kontributor Wikipedia. Daftar Perguruan Silat-Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, September 2017a. URL https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perguruan_silat. Kontributor Wikipedia. Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri - Wikipedia, Ensiklopedia Bebas,2017b.URLhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keluarga_Silat_Nasion al_Indonesia_Perisai_Diri&oldid=13127208. 25